Indonesia Raih Juara I di Ajang Robotik Dunia


by Nur Hasanah | November 16th, 2010 | Categories: Other

Setelah melalui babak penyaringan di Indonesia melalui kompetisi Indonesia Robotic Olympiad (IRO) bulan Agustus 2010 lalu, kini peserta dari Indonesia berhasil mencetak prestasi yang membanggakan dalam kompetisi World Robotic Olympiad yang dilangsungkan di SMX Convention Centre Hall, Philipines, Manila.
Peserta dari Indonesia berhasil raih juara I
Pada kompetisi robotik ini, satu tim perwakilan dari Indonesia berhasil meraih medali emas dalam category Robot Soccer. Category ini diikuti oleh 21 tim dari berbagai negara. Sebelumnya pada World Robotic Olympiad 2009, Indonesia juga telah berhasil meraih prestasi juara 2, 3 dan 5.
Event International robotik yang dilaksanakan awal November kemarin ini diramaikan oleh 700 peserta yang berasal dari 22 negara. Untuk lomba yang sudah berlangsung selama tujuh kali ini, Indonesia mengirimkan 38 peserta, yang terbagi menjadi 11 tim untuk mengkuti Regular Category dan Robot Soccer Category.
Menurut rencana, event WRO 2011 selanjutnya akan diadakan di Abu Dhabi. Diharapkan  peserta dari Indonesia bisa terus berprestasi dan mendapatkan prestasi yang lebih tinggi lagi. Maju terus anak bangsa! (NH)

Goldman Sachs Meleset Prediksi Ekonomi RI

Goldman Sachs semula memperkirakan PDB Indonesia akan mencapai US$419 miliar pada 2010.
KAMIS, 4 NOVEMBER 2010, 05:05 WIB Heri Susanto

VIVAnews - Prediksi lembaga keuangan bergengsi Goldman Sachs soal ekonomi Indonesia dinilai meleset karena terlalu konservatif. Yang terjadi, perkembangan ekonomi Indonesia melebihi perkiraan awal Goldman Sachs.

Goldmans Sachs dalam laporan "Next11: Not Just an Acronyim" yang dirilis pada 2007 menyebutkan Produk Domestik Bruto ekonomi Indonesia diperkirakan akan mencapai US$419 miliar pada 2010. "Faktanya, sekarang PDB Indonesia sudah di atas US$700 miliar," kata ekonom Cyrillus Harinowo kepada VIVAnews di Jakarta, 3 November 2010.

Ini sama dengan prediksi Goldman Sachs soal ekonomi China. Dalam laporan "Dreaming with BRICs: The Path to 2050" yang dipublikasikan 2003, lembaga keuangan ternama ini semula memperkirakan ekonomi China akan mengalahkan Jerman dalam beberapa tahun ke depan, Jepang pada 2015 dan Amerika Serikat pada 2041.

Faktanya, ekonomi China mengalahkan Jerman pada 2007 dan menyisihkan Jepang pada Juli 2010. Sekarang, Goldman Sachs memperkirakan ekonomi China akan menggeser Amerika Serikat pada 2027.

Goldman Sachs adalah konsultan keuangan yang mempopulerkan BRIC, akronim yang merujuk pada empat negara calon kekuatan ekonomi baru dunia pada 2020. BRIC kepanjangan dari Brazil, Rusia, India dan China. Total produk domestik bruto (PDB) BRIC diperkirakan mencapai US$30,2 triliun atau melampaui PDB tujuh negara industri maju (G-7) pada 2027. Bahkan, BRIC akan menjadi kekuatan ekonomi paling dominan pada 2050.

Kemudian, Goldman Sachs mempopulerkan potensi kekuatan ekonomi baru lainnya, yang disebutnya dengan istilah Next11. Ini mencakup Indonesia, Turki, Korea Selatan, Meksiko, Iran, Nigeria, Mesir, Filipina, Pakistan, Vietnam dan Bangladesh. Dalam prediksinya, Goldman Sachs memperkirakan Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh pada 2050.

Namun, melihat perkembangan yang terjadi, Harinowo jauh lebih optimistis dari perkiraan Goldman Sachs. "Buktinya, prediksi Goldman Sachs dikalahkan oleh realitas yang lebih baik," kata dia. "Jadi, bisa saja nanti Goldman Sachs akan merevisi lagi proyeksi ekonomi tentang Indonesia."

Saat ini, kata dia, dari sisi volume ekonomi dengan PDB US$700 miliar, Indonesia menempati urutan ke-18 di dunia. Tahun depan, diperkirakan Indonesia akan melewati Turki di posisi ke-17.

Dengan PDB semakin besar, berarti pendapatan per kapita penduduk Indonesia juga semakin besar. Saat ini saja, pendapatan per kapita Indonesia sudah menembus US$3000. "Karena itu, bangsa Indonesia harus optimistis menatap kemakmuran yang akan lebih baik di masa mendatang," kata mantan Deputi Gubernur BI ini.

Laba Perusahaan Tambang BUMN Melonjak 225%

Peningkatan itu dipicu kenaikan volume penjualan komoditas feronikel dan bijih nikel.
RABU, 3 NOVEMBER 2010, 08:25 WIB Antique, Iwan Kurniawan



VIVAnews - PT Aneka Tambang Tbk (Antam berkode saham ANTM) mengumumkan laba konsolidasi tidak diaudit perseroan untuk kuartal III 2010 naik tajam 225 persen menjadi Rp950 miliar, dengan laba bersih per saham sebesar Rp99,81.
Jumlah ini meningkat dibandingkan pencapaian laba periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat hanya sebesar Rp293 miliar, dengan laba bersih per saham sebesar Rp30,69.

Menurut keterangan perseroan, peningkatan kinerja perusahaan tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut sebagian besar dipicu kenaikan volume penjualan komoditas feronikel dan bijih nikel yang memiliki marjin lebih besar, serta harga jual komoditas inti Antam.
Antam mencatat kenaikan laba bersih, meski nilai penjualan turun karena penurunan transaksi logam mulia yang dihentikan seiring dengan fluktuasi harga emas yang sulit diprediksi sehingga meningkatkan risiko.

Penjualan bersih Antam turun sembilan persen menjadi Rp5,7 triliun dari Rp6,3 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan sebesar Rp539 miliar ini disebabkan adanya penurunan nilai pendapatan dari penjualan emas dan perak, seiring dengan penurunan hasil penjualan trading logam mulia.

Nilai penjualan emas dan perak Antam pada Kuartal III-2010 tercatat sebesar Rp1,9 triliun, turun 48 persen dibandingkan Kuartal III-2009 dengan kontribusi dari kegiatan trading emas dan perak pada Kuartal III-2010 mencapai 56 persen dari nilai penjualan.

Penurunan kegiatan perdagangan menyebabkan volume penjualan emas  kuartal III-2010 turun 50 persen menjadi 5.004 kilogram (kg) dibandingkan periode yang sama 2009 dan penurunan volume penjualan perak sebesar 39 persen menjadi 32.252 kg.
Sementara itu, total produksi emas Antam pada kuartal III-2010 tercatat 2.035 kg yang terdiri dari 1.884 kg produksi Pongkor dan 151 kg produksi dari tambang emas yang baru di Cibaliung. Sedangkan produksi perak Pongkor tercatat 14.058 kg, dengan produksi perak Cibaliung sebesar 524 kg.