Miliarder Warren Buffet Lirik Indonesia

Warren Buffet merupakan orang terkaya nomor tiga di dunia versi majalah Forbes.
SELASA, 19 OKTOBER 2010, 07:10 WIB Ita Lismawati F. Malau, Ismoko Widjaya


VIVAnews - Bila tidak ada aral melintang, konglomerat asal Amerika Serikat (AS), Warren Buffet, akan menanam modal di Indonesia. Melalui perusahaan pembuat baterai dan mobil listrik Build Your Dreams (BYD) Co Ltd Investor yang berbasis di China, Buffet berminat berinvestasi di Indonesia.

"Dijadwalkan sekitar pukul 15.00, pada 20 Oktober 2010, Wakil Presiden akan bertemu CEO BYD (Wang Chuanfu)," kata juru bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat kepada wartawan di Nanning Hotel, Nanning, China, Selasa 19 Oktober 2010.

Yopie belum bisa memberikan penjelasan seperti apa detail realisasi dari renana tersebut. "Saat ini statusnya masih to be confirmed. Mudah-mudahan dia mau investasi di Indonesia," kata Yopie.

Bos BYD di China, Wang Chuanfu, merupakan orang terkaya nomor satu di Negeri Tirai Bambu. Sedangkan Warren Buffet, miliarder nerusia 79 tahun, merupakan orang terkaya nomor tiga di dunia versi majalah Forbes.

BYD yang baru berdiri tujuh tahun lalu itu kini telah menjadi perusahaan otomotif nomor enam terbesar di China. Perusahaan ini menjadi salah satu yang menetapkan jadi atau tidaknya kendaraan elektrik atau hybrid sebagai rencana kendaraan pakai dalam jangka panjang.

VIVAnews

Kekuatan Militer Indonesia No 14 Dunia

Berdasarkan Sources: US Library of Congress; Central Intelligence Agency ( CIA ) Kekuatan Militer Indonesia masuk dalam rangking 14 di seluruh Dunia. Survey tersebut didasarkan beberapa aspek. untuk kekuatan perang bangsa kita, lihat saja detail-nya sebagai berikut :

PERSONNEL
Total Population: 237,512,352 [2008]
Population Available: 125,530,542 [2008]
Fit for Military Service: 104,496,911 [2008]
Reaching Military Age Annually: 4,291,700 [2008]
Active Military Personnel: 316,000 [2008]
Active Military Reserve: 400,000 [2008]
Active Paramilitary Units: 207,000 [2008]

ARMY
Total Land-Based Weapons: 2,122
Tanks: 425 [2004]
Armored Personnel Carriers: 684 [2004]
Towed Artillery: 293 [2004]
Self-Propelled Guns: 70 [2004]
Anti-Aircraft Weapons: 515 [2004]

AIR FORCE
Total Aircraft: 313 [2004]
Helicopters: 194 [2004]
Serviceable Airports: 652 [2007]

NAVY
Total Navy Ships: 111
Merchant Marine Strength: 971 [2008]
Major Ports and Harbors: 10
Aircraft Carriers: 0 [2008]
Destroyers: 0 [2008]
Submarines: 2 [2004]
Frigates: 15 [2004]
Patrol & Coastal Craft: 24 [2004]
Mine Warfare Craft: 12 [2004]
Amphibious Craft: 26 [2004]

LOGISTICAL
Labor Force: 109,900,000 [2007]
Roadways: 391,009 km
Railways: 6,458 km

FINANCES (USD)
Defense Budget: $4,740,000,000 [2008]
Foreign Exch. & Gold: $56,920,000,000 [2007]
Purchasing Power: $843,700,000 [2008]

OIL
Oil Production: 837,500 bbl/day [2007]
Oil Consumption: 1,100,000 bbl/day [2006]
Proven Oil Reserves: 4,430,000,000 bbl [2007]

GEOGRAPHIC
Waterways: 21,579 km
Coastline: 54,716 km
Square Land Area: 1,919,440 km

Berikut 20 Peringkat Kekuatan Militer Didunia
1
Map of United States of AmericaU.S.A.
2
Map of ChinaChina
3
Map of RussiaRussia
4
Map of IndiaIndia
5
Map of United KingdomU.K.
6
Map of FranceFrance
7
Map of GermanyGermany
8
Map of BrazilBrazil
9
Map of JapanJapan
10
Map of TurkeyTurkey
11
Map of IsraelIsrael
12
Map of South KoreaSouth Korea
13
Map of ItalyItaly
14
Map of IndonesiaIndonesia
15
Map of PakistanPakistan
16
Map of TaiwanTaiwan
17
Map of EgyptEgypt
18
Map of IranIran
19
Map of MexicoMexico
20
Map of North KoreaNorth Korea
sumber

Siapa Bilang Indonesia Tak Bisa?

Koran SI
Minggu, 10 Oktober 2010 - 13:29 wib



TIDAK diragukan, jika industri pertahanan dalam negeri bisa bangkit dan mencapai kemandirian, akan banyak manfaat yang didapat. Indonesia tidak hanya mendapatkan pengakuan atas kekuatan pertahanan dalam konteks hubungan internasional.

Secara ekonomi, Indonesia akan mampu menumbuhkan industri di dalam negeri. Dengan memproduksi sendiri alutsista, biaya yang dikeluarkan jauh lebih efisien ketimbang membeli. Indonesia tidak akan lagi tergantung dengan pasokan suku cadang alutsista dari negara produsen dan tidak perlu menghabiskan banyak devisa untuk mengimpor alutsista dan suku cadangnya. Apalagi pengalaman yang selama ini terjadi, negara produsen alutsista sering memberlakukan sistem yang merepotkan negara-negara pembeli. Terlebih, jika negara pembeli terkena embargo. Karena itu, memiliki industri pertahanan sendiri akan berdampak pada pemenuhan sistem pertahanan yang lebih efisien dan efektif. Dalam hal daya saing di bidang pertahanan, banyak pihak prihatin.

Maklum alutsista Indonesia dapat dikata lebih uzur dibanding milik negara tetangga, seperti Malaysia. Geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan, sudah selayaknya mendapat dukungan alutsista yang mumpuni. Tetapi apa lacur, selama ini pemenuhan postur pertahanan dengan sistem alutsista yang memadai masih jauh dari harapan. Ibaratnya, asap jauh dari api. Masalah pendanaan disebut-sebut sebagai faktor utama pemenuhan alutsista Indonesia tertinggal dibanding negara lain.

Pengamat militer Universitas Indonesia (UI) Andi Widjajanto menegaskan, Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar untuk bisa menjadi salah satu negara produsen industri pertahanan paling utama di dunia.

Selain karena pasarnya sudah besar, potensi bangkitnya industri pertahanan lokal sebenarnya sudah tampak jauh-jauh hari. Hanya, terpaan krisis tahun 1998 mengharuskan industri pertahanan dalam negeri yang sedang dirintis langsung kolaps. ”Penelitian dari Inggris menyatakan bahwa Indonesia merupakan satu dari tujuh negara besar di dunia yang diprediksi bakal menguasai industri pertahanan dunia,” ujarnya. Prediksi ini menurut Andi, sebagaimana diestimasikan oleh pakar pertahanan kesohor Richard A Bitzinger, ada tujuh negara yang bakal menguasai industri pertahanan di masa mendatang.

Ketujuh negara itu adalah Amerika Serikat (AS), Rusia, China, Eropa Barat, Brasil, India, dan Indonesia. Selain itu, ketujuh negara tersebut yang diperkirakan akan memiliki pertahanan yang terkuat di antara negara-negara di dunia. ”Artinya, kita sebenarnya memiliki kemampuan tidak hanya untuk mandiri dalam bidang pertahanan namun juga disejajarkan dengan negara-negara lain yang memiliki pertahanan terkuat di dunia,” paparnya. Mencontoh keberhasilan Brasil dan India, yang kini industri pertahanannya mulai maju, Andi mengatakan, kuncinya ternyata terletak pada transfer dan alih teknologi. Sehingga, teknologi pertahanan tidak melulu hanya dikuasai AS dan Rusia yang memang sudah mapan dalam bidang pertahanan.

Beragam strategi alih teknologi bisa dilakukan, apalagi mengingat angka impor alutsista Indonesia tidak sedikit sehingga bisa bernegosiasi dengan negara produsen untuk melakukan produksi bersama. ”Seperti Indonesia yang ingin membeli pesawat tempur dari Brasil sebanyak 172 unit, itu bisa minta diproduksi bersama dan dilakukan di Indonesia. Demikian juga dengan Korea Selatan. Mereka pasti bersedia melakukannya,” ujar Andi.

Pola alih teknologi semacam ini sudah dimulai Kementerian Pertahanan (Kemhan), seperti melalui rencana produksi bersama kapal selam dengan Korea Selatan. Kolaborasi- kolaborasi untuk memproduksi alutsista inilah yang akan menjadi sarana efektif alih teknologi. ”Bahkan, jika perlu kita harus mencuri teknologi. Dan ini sukses dilakukan PT Pindad yang kini bisa memproduksi panser Anoa, yang awalnya beli panser dari Eropa terus dipretelin dan dipelajari. Jadi, ini namanya rekayasa terbalik,” ungkapnya.

Bagaimanapun harus diakui, masih banyak alutsista bagi pertahanan Indonesia yang harus diadakan.

Di antaranya, alutsista yang memiliki efek gentar tinggi seperti pesawat tempur untuk angkatan udara, kapal selam untuk angkatan laut, serta angkatan darat dengan panser atau tank berteknologi canggih. Juru Bicara Kemhan Brigadir Jenderal I Wayan Midhio menegaskan bahwa pengadaan alutsista tidaklah memiliki tujuan untuk bersaing dengan negara-negara lain, kecuali murni demi urusan kepentingan pertahanan nasional. ”Kita harus mematuhi hukum internasional yakni ikut menjaga perdamaian dunia sehingga kita tidak merasa bersaing dengan alutsista milik negara lain,” ujarnya. Selain itu, kata dia, kebutuhan alutsista juga bertujuan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dengan memproduksi alutsista sendiri, Indonesia akan memiliki daya tangkal yang tinggi. Kemudian, manfaat lain adalah bagaimana untuk mewujudkan kesejahteraan melalui tumbuh kembangnya industri pertahanan. Jika industri pertahanan bisa hidup dan berkembang, tidak hanya akan menyerap tenaga kerja lokal dan meningkatkan skill para ahli di dalam negeri, namun juga meningkatkan kesejahteraan para anggota TNI dan masyarakat umum. Tentu saja, syaratnya tidak hanya industri manufaktur seperti PT Pindad, PT DI, atau industri strategis lain yang digenjot, tetapi juga industri pendukung yang memproduksi bahan baku. Sehingga, seluruh suku cadang dan bahan baku bisa diproduksi sendiri.

Dengan begitu, Indonesia tidak perlu lagi impor untuk produk tersebut. ”Selama ini melakukan pengadaan selalu lebih cenderung ke Eropa, kini tidak lagi mesti demikian. Melalui sinergi semua lembaga kita bisa mewujudkan industri pertahanan yang mandiri,” ungkapnya. Buktinya, hingga saat ini sudah ada beberapa item produk alutsista milik Indonesia yang mulai diminati negara lain. Jika bisa semakin dikembangkan dan dikelola dengan baik, Indonesia akan menjadi salah satu negara produsen alutsista yang diakui dunia.

PT PAL Ekspor Kapal ke Singapura

Jum'at, 15 Oktober 2010 - 12:35 wib
Wilda Asmarini - Okezone



JAKARTA - PT PAL menyerahkan kapal Double Skin Bulk Carrier 50 ribu DWT yang merupakan pesanan dari Azurite Invest Ltd, British Virgin Island, Singapura pada Jumat (15/10/2010) ini.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar turut menyaksikan serah terima kapal buatan BUMN perkapalan itu di Dermaga Divisi Kapal Niaga PT PAL Surabaya.

"Ini bentuk dari kepercayaan pasar terhadap industri galangan kapal nasional, khususnya PT PAL," ungkap Menteri BUMN Mustafa Abubakar dalam siaran pers yang diterima okezone, Jumat (15/10/2010).

Adapun kapal yang diserahkan kali ini yang dikenal dengan nama STAR 50 disebutkan merupakan produk unggulan PAL untuk pasar internasional. Kapal jenis ini, lanjutnya, merupakan kapal ke-9 yang diekspor ke berbagai negara.

Sebelumnya, kapal Double Skin Bulk Carrier 50 ribu DWT ini telah diekspor ke Hongkong sebanyak empat unit, Jerman dua unit, dan Turki dua unit. "Kapal ini diregistrasi di Monrovia, Liberia dengan menggunakan bendera Liberia," ujarnya.

Berikut spesifikasi kapal tersebut: panjang keseluruhan 189,840 meter, panjang diantara garis 182,516 meter, lebar 30,50 meter, sarat air desain 11 meter, sarat pengukuran 12,80 Meter, kecepatan maksimal tidak kurang dari 14,50 meter, dan mesin pendorong STX-MAN-B&W 6S50MCIC.(ade)

PDB per Kapita Dekati USD3.000

Senin, 27 September 2010 - 07:15 wib

JAKARTA - Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia dalam kurun waktu enam tahun terus menunjukkan kenaikan. Pemerintah optimistis PDB per kapita bisa menembus angka USD3.000.

Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, kondisi perekonomian dalam negeri semakin membaik dilihat dari pertumbuhan dan ketahanan ekonomi dalam negeri dari goncangan krisis global tahun 2008 lalu.

"Berdasarkan hasil sensus nasional yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu lalu, PDB per kapita kita hampir mendekati USD3.000.Angka yang jauh meningkat dibanding tahun 2004 yang hanya mencapai USD1.189," ungkap Hatta saat menutup Musyawarah Nasional (Munas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Jakarta Sabtu (25/9) malam.

Hatta memaparkan, saat ini dari jumlah pekerja Indonesia yang mencapai 90 juta orang, 30 persen di antaranya termasuk berpenghasilan cukup tinggi, yakni USD5.000-6.000 per kapita. Sedangkan 10 persennya masih berpenghasilan rata-rata USD4.000 dan sisanya, 60 persen masih berkisar USD2.000 per kapita.

"Disparitas inilah pekerjaan besar untuk meningkatkan PDB per kapita kita agar lebih tinggi,”ujar Hatta.

Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) /Wakil Kepala Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo menuturkan, saat ini PDB per kapita Indonesia masih berkisar di angka USD2.500-2.900.

“Bisa saja dalam waktu dekat PDB per kapita kita akan mencapai USD3.000,”ungkap Lukita.

Berdasarkan data yang dilansir BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2009 yang mencapai 4,5 persen mendorong pendapatan per kapita Indonesia pada 2009 naik menjadi Rp24,3 juta atau setara dengan USD 2.590,1.Angka tersebut menunjukkan peningkatan 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp21,7 juta (USD 2.269,9).

Sedangkan pada tahun 2007 PDB per kapita Indonesia hanya USD1.964,3. Berdasarkan data tersebut, ujar dia, dapat diartikan bahwa PDB per kapita Indonesia mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun ke tahun.

“Itu menggambarkan kondisi pendapatan rata-rata masyarakat Indonesia saat ini, dan besar kemungkinan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi,”kata Lukita.

Lukita menjelaskan, peningkatan PDB Indonesia yang kini di kisaran Rp7.000 triliun dengan PDB per kapita berada pada kisaran angka USD2.500-2.900, membuat Indonesia naik peringkat menjadi negara berpenghasilan menengah atau lower middle income country.
Namun, nominal PDB atau PDB per kapita tidak serta-merta dapat diartikan kayanya suatu negara. Menurut dia, PDB Indonesia yang cukup besar tidak serta-merta diikuti dengan besarnya PDB per kapita.

“Karena perhitungan ini tergantung banyaknya jumlah penduduk, dan Indonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar,”katanya.

Hal inilah yang membuat PDB per kapita Indonesia lebih rendah dibanding negara-negara lain. Namun, dengan jumlah penduduk yang sangat besar, tetap ada sisi positif yang bisa dioptimalkan.

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) terpilih Suryo Bambang Sulisto (SBS) menyatakan perekonomian Indonesia mengahadapi persaingan global dalam dalam upaya menuju perekonomian yang tangguh . Untuk itu, dia meminta semua seluruh unsur-unsur bisnis dan komponen bangsa bisa bekerja sama secara efektif dengan pemerintah. Menurut SBS, tantangan yang yang hadapi dalam lima tahun ke depan antara lain menggairahkan dunia usaha, meningkatkan dan menggenjot daya saing.

"Saya kira yang penting adalah bagaimana kita mempersatukan, jangan ada kesan seakan-akan ada terkotak-kotak dan sebagainya, kita persatukan kekuatan ekonomi,” jelasnya.

SBS menegaskan, akan fokus pada pembangunan ekonomi di daerah karena menutrutnya ekonomi di daerah adalah pusat kekuatan ekonomi bangsa. Dia melihat, peluang-peluang usaha banyak terdapat di daerah sehingga layak diberikan lebih banyak perhatian. “Kita perlu mendorong investor untuk berinvestasi di daerah dan ekonomi daerah bisa bangkit,” kata pria kelahiran Solo,11 Februari 1947 itu.(Koran SI/Koran SI/wdi)

sumber

Ekonomi RI Tumbuh Empat Kali Lebih Cepat dari AS

Minggu, 12 September 2010 - 09:16 wib
Rheza Andhika Pamungkas - Okezone


JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan dapat mencapai 6,2 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) hanya bisa menyentuh 1,6 persen.

Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa aliran dana asing (capital inflow) begitu derasnya masuk ke perekonomian Indonesia.

"Jika dilihat dari data tersebut, maka secara fudamental pertumbuhan ekonomi Indonesia masih empat kali lebih cepat dibandingkan AS. Ini menjadi alasan mengapa capital inflow masuk ke pasar Indonesia," ujar Vice President Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere, saat dihubungi wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Alasan lainnya adalah keuntungan berganda (double gain) yang membuat investor asing semakin agresif dalam memburu saham di bursa domestik.

Sepanjang Agustus 2010, nilai beli bersih investor asing (foreign nett buy) di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan tercatat mencapai Rp90 miliar per hari.

"Selain mendapatkan capital gain (imbal hasil) dari kenaikan harga saham, investor asing juga mendapat dari nilai tukar rupiah yang menguat," jelas Pengamat Pasar Modal Felix Shindunata, di Jakarta, belum lama ini.(ade)

sumber

Orang Kaya Indonesia (juga) Meningkat

Senin, 4 Oktober 2010 - 15:25 wib

Pertumbuhan orang kaya di Indonesia tak kalah signifikan dibandingkan negara-negara lain di Asia-Pasifik. Dalam kelompok ekonomi emerging market, Indonesia bahkan termasuk salah satu negara mesin pertumbuhan kawasan Asia-Pasifik.

Dari laporan Asia-Pasific Wealth Report 2010 yang dipublikasikan Capgemini Consulting Technology Outsourcing bekerja sama dengan Merril Lynch Wealth Management terungkap, jumlah populasi orang kaya di Indonesia pada akhir 2009 mencapai 24.000 orang. Artinya, jumlah orang berduit di Indonesia meningkat 28,3% dibanding 2008 yang hanya 19.000 orang.

Laporan tersebut juga mengungkapkan, angka pertumbuhan orang kaya di Indonesia lebih besar ketimbang Thailand yang hanya 19,6%, KoreaSelatan ( 21,2%), Jepang (20,8%), dan negara lainnya (11,1%). Tetapi, pertumbuhan populasi orang kaya di Indonesia masih di bawah Hong Kong yang mencapai 104,4%, India (50,9%), Taiwan (42,3%), Australia (34,4%), Singapura (32,7%), dan China (31%).

Kendati meningkat signifikan, dilihat dari sisi jumlah, populasi orang kaya di Indonesia termasuk rendah. Jumlah tertinggi dicapai Jepang dengan populasi orang kaya mencapai 1,65 juta orang. Lalu, negara di Asia-Pasifik dengan populasi orang kaya terbanyak kedua adalah China dengan 477.000 orang, diikuti Australia (174.000 orang). Posisi selanjutnya ditempati Korea Selatan dengan 127.000 orang, India juga 127.000 orang, Taiwan (83.000 orang), Singapura (82.000 orang), Hong Kong (76.000 orang), dan Thailand (50.000 orang).

Indonesia berada di urutan selanjutnya dengan populasi orang kaya sebanyak 24.000 orang. Sementara negara-negara lain termasuk Kazakhstan, Malaysia, Myanmar, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Srilanka, dan Vietnam diestimasikan memiliki populasi orang kaya sebanyak 154.000 atau tumbuh 11,1% dibanding tahun sebelumnya. Lalu, berdasarkan distribusi nilai kekayaan orang kaya di Asia-Pasifik, Indonesia menyumbang 0,8% atau sebesar USD80 miliar pada 2009. Angka ini meningkat 30,6% dibanding 2008.

Jepang tetap berada di urutan pertama dengan menyumbang USD3,89 triliun atau 40,3% dari total nilai kekayaan di kawasan dan meningkat 22,4% dibanding tahun sebelumnya. Kemudian disusul China dengan sumbangan nilai kekayaan USD2,347 triliun atau 24,3% dan meningkat 40,4% dibanding tahun sebelumnya. Australia menyumbang USD519 miliar atau 5,4% dan meningkat 36,7%.

Nilai kekayaan populasi orang kaya India sebesar USD477 miliar atau menyumbang 4,9% di kawasan. Sementara Hong Kong menyumbang 3,9% untuk kawasan dengan nilai kekayaan USD379 miliar. Nilai kekayaan populasi orang kaya Singapura sebesar USD369 miliar atau menyumbang 3,8% untuk kawasan. Korea Selatan menyumbang 3,5% dengan nilai kekayaan USD340 miliar. Taiwan menyumbang 2,7% dengan nilai kekayaan USD264 miliar dan Thailand menyumbang 2,4% dengan nilai kekayaan USD232 miliar.

Negara-negara lain diestimasikan menyumbang 7,8% untuk kawasan dengan nilai kekayaan USD749 miliar pada 2009. Laporan ini menyebutkan, China dan India diekspektasi akan menjadi negara di Asia-Pasifik dengan pertumbuhan populasi orang kaya tertinggi dalam beberapa tahun mendatang. Sementara negara-negara emerging market di antaranya Indonesia dan Thailand akan menjadi mesin utama pertumbuhan di kawasan ini untuk populasi orang kaya.

Negara-negara ini memiliki pertumbuhan rata-rata untuk populasi orang kaya sebesar 33,2% pada 2009 dengan nilai kekayaan meningkat lebih dari 40%. Meski demikian, China dan India masih tetap sebagai dua negara dengan pertumbuhan populasi orang kaya tercepat di dunia. Kemudian, berdasarkan laporan versi lain dari data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Juni 2010 terungkap, populasi orang kaya di Indonesia mencapai 200.000 orang.

Angka ini merupakan hitungan dari jumlah orang yang memiliki simpanan dana di bank di atas Rp1 miliar per orang. Hal itu belum termasuk aset lain di luar bank seperti aset fisik berbentuk rumah, tanah, dan bangunan lainnya. LPS melansir jumlah nasabah dengan simpanan di atas Rp100 juta ada sekira 2 juta. Meski sedikit berbeda dengan laporan Asia-Pasific Wealth Report 2010, LPS mengestimasikan pertumbuhan orang kaya di Indonesia pada 2010 sebesar 8,1%.

Laporan Asia Wealth Report 2010 juga memaparkan secara rinci ke mana saja distribusi investasi kekayaan para orang kaya di Asia-Pasifik termasuk Indonesia. Di antaranya untuk Indonesia sebanyak 33% aset kekayaan disimpan dalam bentuk tabungan atau deposito. Kemudian disusul investasi untuk real estat sebesar 22%, saham 19%, pendapatan tetap 16%, dan 10% untuk investasi alternatif yang di dalamnya termasuk kurs mata uang asing, derivatif, komoditas, dan lainnya.

Hal serupa juga dilakukan orang kaya Jepang di mana alokasi terbesar investasi terdapat pada tabungan dan deposito (29%), kemudian pendapatan tetap (25%), real estat (23%), saham (19%), dan investasi alternatif (4%). Hal berbeda ditunjukkan orang kaya di China yang lebih suka berinvestasi untuk saham (42%), baru kemudian real estat (27%), tabungan atau deposito (15%), pendapatan tetap (12%), serta investasi alternatif hanya 5%.

Berbeda alokasi investasi para orang kaya di Singapura terbesar justru untuk real estat (34%), kemudian disusul saham (25%), tabungan atau deposito (19%), pendapatan tetap (16%), dan investasi alternatif (5%). Serupa dengan Singapura, kebanyakan orang kaya di Australia lebih suka berinvestasi untuk real estat (40%), baru kemudian saham (25%), simpanan atau deposito (18%), pendapatan tetap (14%), dan investasi alternatif (4%). Sedangkan orang kaya di India lebih suka berinvestasi di saham (32%), pendapatan tetap (25%), real estat (22%), tabungan atau deposito (13%), dan investasi alternatif (8%).

Para orang kaya di Malaysia lebih suka berinvestasi di saham (30%), tabungan atau deposito (23%), pendapatan tetap (22%), real estat (22%), dan investasi alternatif (3%). “Di Jepang, Taiwan, dan Indonesia, para orang kaya tampaknya berinvestasi di saham dalam level yang rendah hanya antara 19–20%. Negara-negara ini memiliki pasar saham yang mapan. Orang-orang kaya di negara ini lebih suka berinvestasi pada pendapatan tetap dan real estat,” ungkap laporan ini.

Terkait ke negara mana saja investasi yang dilakukan para orang kaya di Asia-Pasifik termasuk Indonesia, mereka lebih menyukai berinvestasi di negaranya sendiri. Mereka juga sudah mulai mencari peluang untuk berinvestasi di kawasan lain seperti Timur Tengah dan Amerika Latin. Sekira 71% orang kaya di Indonesia lebih suka berinvestasi di kawasan Asia-Pasifik, 14% investasi di Amerika Utara, Eropa (8%), Afrika (6%), dan Timur Tengah (1%).

Sedangkan 85% orang kaya di China lebih suka berinvestasi di Asia-Pasifik. Sementara di kawasan Amerika Utara hanya 8%, Eropa (4%), Amerika Latin (3%), dan Afrika (1%). Tidak berbeda dengan para orang kaya di Singapura yang lebih suka berinvestasi di Asia-Pasifik (80%), Amerika Utara (9%), Eropa (8%), Amerika Latin (2%),dan Timur Tengah (1%). Sementara para orang kaya di Jepang yang lebih memilih berinvestasi di Asia-Pasifik mencapai 43%, Amerika Utara (30%), Eropa (13%), Amerika Latin (10%), Timur Tengah dan Afrika masing-masing 2%.

sumber

Iklan Mobile Internet Indonesia di Atas AS



Meski demikian, pengeluaran dari pengiklan untuk beriklan cenderung berfluktuasi.
JUM'AT, 8 OKTOBER 2010, 10:46 WIB
Muhammad Firman

  (VIVAnews)
VIVAnews - Dari laporan Indeks Mobile Advertising Global untuk periode kuartal ketiga 2010 yang dirilis oleh BuzzCity, perusahaan mobile media global tersebut mencatat bahwa jumlah iklan banner mobile Indonesia masih paling tinggi.

Meski demikian, untuk pasar Indonesia, belanja iklan yang dikeluarkan pengiklan cenderung berfluktuasi. Ini menyebabkan penurunan pada angka jumlah iklan banner yang terpasang (-16%) dibandingkan periode sebelumhya.

“Menurunnya jumlah iklan mobile seiring dengan berkurangnya permintaan dari pengiklan dibanding dengan kuartal sebelumnya,” kata KF Lai, Chief Executive Officer BuzzCity, pada keterangannya, 8 Oktober 2010.

Berikut ini jumlah iklan banner kuartal ketiga 2010 di BuzzCity Mobile Internet Ad Network:
Rank   NegaraQ3 2010Pertumbuhan
1Indonesia3,685,538,814-16%
2India3,681,308,16670%
3Amerika Serikat976,971,59630%
4Afrika Selatan700,490,78918%
5Kenya506,116,064116%
6Arab Saudi297,305,17268%
7Vietnam293,177,5028%
8Libya255,180,248154%
9Inggris239,048,78025%
10Malaysia193,599,03822%
11Kanada157,398,150-22%
12China145,609,870130%
13Meksiko135,747,20718%
14Bangladesh134,419,000-9%
15Thailand128,012,11831%
16Australia113,504,28444%
17Nigeria111,534,669-27%
18Korea Selatan105,241,66197%
19Mesir100,780,012-39%
20Turki100,476,86066%
Di pasar iklan mobile di Indonesia, khususnya pada jaringan iklan BuzzCity, terlihat pertumbuhan sebesar 57% selama bulan September 2010. “Hal ini mencerminkan mulai kembalinya kesadaran akan pentingnya media mobile dan kesiapan dari para pengiklan untuk bereksperiman dengan media baru ini,” ucap Lai.
Berikut tren pertumbuhan belanja iklan mobile Indonesia pada jaringan iklan BuzzCity.
Bulan       Pertumbuhan
Januari   -12%
Februari33%
Maret44%
April30%
Mei-42%
Juni-37%
Juli-16%
Agustus25%
September57%
"Walaupun terjadi fluktuasi pertumbuhan pada industri iklan mobile Indonesia, kami tetap menilai Indonesia sebagai pasar yang kuat di tingkat regional,” ucap Lai. “Kami percaya bahwa pasar iklan mobile di Indonesia akan bertumbuh secara stabil dalam beberapa bulan kedepan,” ucapnya.

Sebagai informasi, Indeks Mobile Advertising Global mencatat setiap aktivitas periklanan diseluruh Jaringan Iklan BuzzCity, termasuk 2.500 penerbit konten di seluruh dunia. Data tersebut mewakili permintaan para pengiklan untuk iklan mobile internet.

Industri global mobile advertising sendiri tumbuh sebesar 17% di kuartal ketiga 2010. Dari 200 negara yang dijangkau jaringannya, BuzzCity berhasil meraih 15 miliar impresi pada kuartal tersebut.
sumber: VIVAnews