Goldman Sachs semula memperkirakan PDB Indonesia akan mencapai US$419 miliar pada 2010.
KAMIS, 4 NOVEMBER 2010, 05:05 WIB Heri Susanto
VIVAnews - Prediksi lembaga keuangan bergengsi Goldman Sachs soal ekonomi Indonesia dinilai meleset karena terlalu konservatif. Yang terjadi, perkembangan ekonomi Indonesia melebihi perkiraan awal Goldman Sachs.
Goldmans Sachs dalam laporan "Next11: Not Just an Acronyim" yang dirilis pada 2007 menyebutkan Produk Domestik Bruto ekonomi Indonesia diperkirakan akan mencapai US$419 miliar pada 2010. "Faktanya, sekarang PDB Indonesia sudah di atas US$700 miliar," kata ekonom Cyrillus Harinowo kepada VIVAnews di Jakarta, 3 November 2010.
Ini sama dengan prediksi Goldman Sachs soal ekonomi China. Dalam laporan "Dreaming with BRICs: The Path to 2050" yang dipublikasikan 2003, lembaga keuangan ternama ini semula memperkirakan ekonomi China akan mengalahkan Jerman dalam beberapa tahun ke depan, Jepang pada 2015 dan Amerika Serikat pada 2041.
Faktanya, ekonomi China mengalahkan Jerman pada 2007 dan menyisihkan Jepang pada Juli 2010. Sekarang, Goldman Sachs memperkirakan ekonomi China akan menggeser Amerika Serikat pada 2027.
Goldman Sachs adalah konsultan keuangan yang mempopulerkan BRIC, akronim yang merujuk pada empat negara calon kekuatan ekonomi baru dunia pada 2020. BRIC kepanjangan dari Brazil, Rusia, India dan China. Total produk domestik bruto (PDB) BRIC diperkirakan mencapai US$30,2 triliun atau melampaui PDB tujuh negara industri maju (G-7) pada 2027. Bahkan, BRIC akan menjadi kekuatan ekonomi paling dominan pada 2050.
Kemudian, Goldman Sachs mempopulerkan potensi kekuatan ekonomi baru lainnya, yang disebutnya dengan istilah Next11. Ini mencakup Indonesia, Turki, Korea Selatan, Meksiko, Iran, Nigeria, Mesir, Filipina, Pakistan, Vietnam dan Bangladesh. Dalam prediksinya, Goldman Sachs memperkirakan Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh pada 2050.
Namun, melihat perkembangan yang terjadi, Harinowo jauh lebih optimistis dari perkiraan Goldman Sachs. "Buktinya, prediksi Goldman Sachs dikalahkan oleh realitas yang lebih baik," kata dia. "Jadi, bisa saja nanti Goldman Sachs akan merevisi lagi proyeksi ekonomi tentang Indonesia."
Saat ini, kata dia, dari sisi volume ekonomi dengan PDB US$700 miliar, Indonesia menempati urutan ke-18 di dunia. Tahun depan, diperkirakan Indonesia akan melewati Turki di posisi ke-17.
Dengan PDB semakin besar, berarti pendapatan per kapita penduduk Indonesia juga semakin besar. Saat ini saja, pendapatan per kapita Indonesia sudah menembus US$3000. "Karena itu, bangsa Indonesia harus optimistis menatap kemakmuran yang akan lebih baik di masa mendatang," kata mantan Deputi Gubernur BI ini.